Berikan dukungan kepada kami dengan cara donasi. Klik Disini

AKU BUKAN DIA CH-2

 


Arini dan Dimas melangkah dengan hati-hati memasuki lorong bawah tanah yang gelap. Suasana di dalamnya terasa dingin dan lembab, dan setiap langkah mereka mengeluarkan suara gema yang mengerikan. Dinding lorong dipenuhi dengan ukiran-ukiran kuno dan simbol-simbol yang belum mereka temui sebelumnya.

"Ini benar-benar terasa seperti masuk ke dalam sebuah cerita kuno," bisik Dimas, menyoroti ukiran di dinding dengan senter.

Arini memeriksa ukiran dengan seksama. "Sepertinya ini adalah representasi dari beberapa peristiwa sejarah penting. Mungkin ada petunjuk di sini tentang apa yang kita cari."

Mereka melanjutkan perjalanan mereka, mengikuti lorong yang berkelok-kelok. Setelah beberapa waktu, mereka tiba di sebuah ruang besar yang terletak di bawah tanah. Ruangan itu dipenuhi dengan lampu-lampu minyak yang sudah tua, dan di tengah-tengah ruangan terdapat sebuah meja batu besar yang ditutupi dengan debu.

Di atas meja batu, mereka menemukan beberapa benda kuno seperti gulungan perkamen, pot tanah liat, dan beberapa artefak yang tampaknya sangat berharga. Di sebelah meja, ada sebuah lemari kaca yang menampung sebuah peta besar yang tampaknya menunjukkan lokasi-lokasi penting di kota yang mereka kenal.

"Ini luar biasa," kata Arini, mengamati peta dengan penuh minat. "Peta ini mungkin berisi informasi tentang lokasi-lokasi penting yang terkait dengan legenda kota."

Dimas mengambil gulungan perkamen dan membukanya dengan hati-hati. Gulungan itu berisi tulisan-tulisan kuno dalam bahasa yang tidak familiar, namun ada beberapa gambar yang menggambarkan lokasi-lokasi tertentu di peta. Salah satunya adalah gambar dari gerbang yang sangat mirip dengan gerbang yang mereka temukan di danau.

"Ini adalah petunjuk yang jelas," kata Dimas. "Kita perlu memeriksa lokasi-lokasi ini dan mencari tahu apa yang tersembunyi di sana."

Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki dari jauh. Arini dan Dimas saling berpandangan dengan waspada. Mereka segera mematikan senter dan bersembunyi di balik meja batu, berharap untuk tidak terlihat.

Suara langkah kaki semakin mendekat, dan akhirnya muncul sosok seorang pria tua berpakaian rapi dengan ekspresi serius. Pria itu tampaknya sudah lama berada di sini, dan matanya menunjukkan bahwa dia mengetahui banyak tentang tempat ini.

Pria tua itu berhenti di tengah ruangan dan mulai memeriksa benda-benda di atas meja. Dengan gerakan yang hati-hati, dia mengamati peta dan gulungan perkamen, seolah-olah dia sedang mencari sesuatu.

Arini dan Dimas memutuskan untuk tetap bersembunyi dan menunggu sampai pria tua itu pergi. Setelah beberapa saat, pria itu tampaknya menemukan sesuatu yang dia cari dan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku jasnya. Dia meletakkan kotak itu di atas meja, membuka salah satu gulungan perkamen, dan mulai menulis sesuatu dengan tinta.

"Siapa dia?" tanya Arini dengan berbisik, mata tetap tertuju pada pria tua itu.

Dimas memeriksa dengan saksama. "Aku tidak tahu. Tapi sepertinya dia tahu banyak tentang tempat ini. Kita harus mencari tahu lebih lanjut setelah dia pergi."

Akhirnya, pria tua itu menyelesaikan tulisannya dan meninggalkan ruangan dengan langkah cepat. Arini dan Dimas keluar dari tempat persembunyian mereka dan mendekati meja batu. Kotak kecil yang ditinggalkan pria itu menarik perhatian mereka. Dengan hati-hati, mereka membuka kotak tersebut dan menemukan sebuah kunci kuno yang diukir dengan simbol yang sama dengan yang mereka temukan sebelumnya.

"Ini mungkin kunci untuk membuka sesuatu yang penting," kata Dimas, memeriksa kunci dengan penuh minat.

Arini juga menemukan sebuah catatan kecil di dalam kotak yang berisi tulisan tangan yang jelas. Catatan itu bertuliskan:

"Kunci ini adalah bagian dari teka-teki yang harus dipecahkan. Temukan lokasi yang tersembunyi di bawah tanah dan gunakan kunci ini untuk membuka gerbang menuju rahasia yang lebih besar. Waspadalah, karena tidak semua rahasia ingin ditemukan."

Mereka saling berpandangan dengan semangat dan kekhawatiran. "Kita harus mencari lokasi yang disebutkan dalam catatan ini dan menggunakan kunci ini," kata Arini, merasakan beban tanggung jawab untuk mengungkap rahasia yang lebih dalam.

Dengan petunjuk baru di tangan dan tekad yang semakin kuat, Arini dan Dimas melanjutkan pencarian mereka, menyadari bahwa mereka semakin mendekati jawaban dari misteri yang telah lama membayangi kehidupan mereka.

Arini dan Dimas meninggalkan ruang bawah tanah dengan perasaan campur aduk. Penemuan kunci dan catatan baru menambah ketegangan sekaligus kegembiraan mereka. Mereka memutuskan untuk kembali ke rumah dan merencanakan langkah berikutnya. Malam itu, mereka duduk di meja Arini dan mulai memeriksa peta serta catatan yang baru ditemukan.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" tanya Arini, membuka catatan dan peta.

Dimas memeriksa peta dan mencatat beberapa lokasi yang tertera di sana. "Catatan itu menyebutkan tentang lokasi tersembunyi di bawah tanah. Mungkin kita perlu mencari tempat yang mungkin memiliki akses bawah tanah atau ruang tersembunyi."

"Mari kita periksa lokasi yang ada di peta," kata Arini, menunjuk beberapa tempat yang tampaknya menarik. "Ada beberapa lokasi yang tampaknya tidak biasa di peta ini."

Setelah melakukan penelitian mendalam, mereka menemukan sebuah lokasi yang tampaknya sesuai dengan deskripsi. Lokasi itu adalah sebuah rumah tua yang terletak di pinggiran kota, sebuah tempat yang jarang dikunjungi dan memiliki sejarah panjang.

"Pagi ini kita harus pergi ke rumah tua itu," kata Dimas. "Mungkin kita bisa menemukan petunjuk lebih lanjut di sana."

Keesokan paginya, Arini dan Dimas memulai perjalanan mereka menuju rumah tua. Rumah tersebut tampak usang dan terabaikan, dengan jendela-jendela pecah dan cat yang mengelupas. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatian mereka—sebuah pintu kayu tua yang tampaknya sudah lama tidak digunakan.

"Ini mungkin tempat yang kita cari," kata Arini, mengamati pintu kayu dengan seksama.

Mereka mencoba membuka pintu, tetapi terkunci. Dengan hati-hati, Dimas menggunakan kunci yang mereka temukan di ruang bawah tanah. Kunci itu pas di lubang kunci, dan pintu terbuka dengan mudah.

Di dalam, rumah tua itu dipenuhi dengan debu dan sarang laba-laba. Ruangan-ruangan tampak kosong, kecuali beberapa perabotan kuno yang telah lama ditinggalkan. Arini dan Dimas mulai mencari-cari di setiap sudut, berharap menemukan sesuatu yang berharga.

Saat mereka menjelajahi lantai bawah, mereka menemukan sebuah ruangan kecil di belakang rak buku. Ruangan itu tersembunyi dan hanya bisa diakses dengan menarik sebuah buku khusus di rak. Di dalam ruangan, mereka menemukan sebuah meja kerja dengan beberapa dokumen dan kotak kayu tua.

Arini membuka salah satu kotak dan menemukan beberapa dokumen yang tampaknya sangat penting. Ada catatan-catatan yang menjelaskan tentang sejarah dan rahasia keluarga lama yang pernah tinggal di rumah itu. Di antara dokumen, mereka menemukan sebuah jurnal dengan tulisan tangan yang jelas.

"Ini jurnal milik seseorang yang tampaknya sangat berpengetahuan tentang sejarah kota," kata Dimas, membaca jurnal dengan seksama. "Ada beberapa catatan tentang lokasi-lokasi penting dan petunjuk tentang cara mengakses ruang tersembunyi di bawah tanah."

Jurnal itu juga menyebutkan tentang sebuah ruangan rahasia yang terletak di bawah tanah, di mana berbagai artefak berharga disimpan. Arini dan Dimas tahu bahwa mereka harus menemukan ruangan itu dan memeriksa isinya.

"Jadi, kita harus mencari akses ke ruang bawah tanah dari sini," kata Arini. "Mungkin ada pintu tersembunyi atau tangga yang mengarah ke bawah."

Mereka melanjutkan pencarian mereka di rumah tua itu, mencari tanda-tanda yang mungkin menunjukkan adanya akses ke ruang bawah tanah. Setelah beberapa jam mencari, mereka akhirnya menemukan sebuah pintu tersembunyi di bawah karpet tua.

Dengan bantuan senter dan alat-alat lain, mereka membuka pintu itu dan turun ke dalam tangga sempit yang mengarah ke ruang bawah tanah. Di bawah, mereka menemukan sebuah ruangan yang dipenuhi dengan berbagai artefak, buku-buku kuno, dan barang-barang yang tampaknya sangat berharga.

"Ini luar biasa," kata Dimas, mengamati ruangan penuh harta karun. "Kita telah menemukan sesuatu yang sangat berharga."

Arini dan Dimas mulai memeriksa setiap benda yang ada di ruangan itu, berharap menemukan petunjuk lebih lanjut yang dapat membantu mereka dalam pencarian mereka. Mereka tahu bahwa rahasia yang mereka cari mungkin ada di antara barang-barang ini, dan mereka siap untuk mengungkapkannya.

Ruangan bawah tanah itu penuh dengan barang-barang kuno dan misterius. Arini dan Dimas mulai memeriksa setiap sudut ruangan dengan hati-hati. Beberapa artefak yang mereka temukan tampak sangat berharga, namun mereka fokus pada mencari petunjuk yang bisa membawa mereka lebih dekat kepada rahasia yang mereka cari.

Di salah satu sudut ruangan, Arini menemukan sebuah meja kecil yang ditutupi dengan kain tebal. Di bawah kain tersebut, terdapat sebuah kotak berukir yang tampaknya sangat tua. Dengan hati-hati, Arini membuka kotak itu dan menemukan sebuah buku tebal dengan sampul kulit yang rusak. Buku itu tampak seperti sebuah jurnal atau catatan penting.

"Dimas, lihat ini!" panggil Arini, menunjuk buku yang baru ditemukan.

Dimas mendekat dan mulai memeriksa buku tersebut. "Ini tampaknya seperti catatan penting. Mungkin berisi informasi tentang sejarah atau rahasia yang kita cari."

Mereka membuka buku itu dengan hati-hati. Halaman-halamannya penuh dengan tulisan tangan yang jelas dan terperinci, diikuti dengan beberapa gambar dan diagram. Beberapa halaman menggambarkan lokasi-lokasi penting di kota dan beberapa catatan tentang legenda lokal.

"Ini adalah catatan dari seseorang yang tampaknya mengetahui banyak tentang rahasia kota," kata Dimas, membaca dengan seksama. "Ada beberapa petunjuk tentang tempat tersembunyi dan simbol-simbol yang mungkin berguna."

Di antara halaman-halaman buku tersebut, mereka menemukan sebuah gambar dari sebuah ruangan yang sangat mirip dengan ruangan yang mereka temukan di rumah tua. Gambar itu menunjukkan sebuah mekanisme tersembunyi yang tampaknya dapat membuka bagian tertentu dari ruang bawah tanah.

"Jika gambar ini akurat, maka mungkin ada mekanisme tersembunyi di ruangan ini," kata Arini. "Kita harus mencarinya."

Mereka mulai memeriksa ruangan dengan cermat, mencari tanda-tanda dari mekanisme tersembunyi. Setelah beberapa waktu, mereka menemukan sebuah panel di dinding yang tertutup dengan rapat. Panel itu memiliki ukiran yang mirip dengan simbol-simbol yang mereka temukan sebelumnya.

Dimas menggunakan salah satu kunci antik yang mereka temukan di ruang bawah tanah untuk membuka panel tersebut. Panel itu terbuka dengan mudah, mengungkapkan sebuah kotak logam kecil yang tersembunyi di baliknya.

"Ini mungkin sesuatu yang penting," kata Arini, membuka kotak logam dengan hati-hati. Di dalam kotak tersebut, mereka menemukan sebuah lencana berukir dengan simbol yang sama dengan simbol di peta kuno.

"Ini adalah lencana yang sangat berharga," kata Dimas. "Mungkin ada makna khusus di balik lencana ini."

Arini memeriksa lencana dengan seksama dan menemukan sebuah tulisan kecil di bagian belakangnya. Tulisan itu tampaknya adalah petunjuk terakhir yang mereka butuhkan.

"Lencana ini adalah kunci untuk memahami rahasia besar yang terpendam. Temukan lokasi yang terhubung dengan sejarah keluarga lama dan gunakan lencana ini untuk membuka gerbang menuju kebenaran."

"Sepertinya kita perlu mencari lokasi yang berhubungan dengan sejarah keluarga lama yang disebutkan dalam catatan," kata Arini. "Mungkin ada petunjuk tambahan di tempat itu."

Dimas setuju. "Kita harus kembali ke catatan dan peta untuk mencari tahu lokasi yang disebutkan. Ini mungkin merupakan bagian terakhir dari pencarian kita."

Mereka menghabiskan malam itu memeriksa catatan dan peta, mencari lokasi yang berhubungan dengan keluarga lama yang disebutkan dalam jurnal. Setelah beberapa jam mencari, mereka menemukan sebuah lokasi yang tampaknya sesuai—sebuah mansion tua yang pernah menjadi pusat kekuasaan keluarga tersebut.

"Pagi ini kita harus pergi ke mansion tua itu," kata Dimas. "Mungkin di sanalah kita akan menemukan jawaban yang kita cari."

Dengan semangat baru dan rasa ingin tahu yang mendalam, Arini dan Dimas mempersiapkan diri untuk perjalanan mereka ke mansion tua. Mereka tahu bahwa ini mungkin adalah langkah terakhir mereka dalam mengungkap rahasia yang telah lama terpendam, dan mereka siap untuk menghadapi apa pun yang menanti mereka di sana.

Pagi itu cerah ketika Arini dan Dimas memulai perjalanan mereka menuju mansion tua. Mansion itu terletak di pinggiran kota, dikelilingi oleh taman yang lebat dan rumput yang tidak terawat. Dari kejauhan, mansion itu tampak seperti bangunan yang sangat tua dan megah, dengan jendela-jendela besar dan arsitektur klasik.

"Saatnya kita melihat apa yang ada di dalam mansion ini," kata Dimas, menatap bangunan tua dengan penuh rasa ingin tahu.

Mereka memasuki kawasan mansion dan menemukan gerbang besi yang tertutup rapat. Arini menggunakan salah satu kunci antik yang mereka temukan sebelumnya untuk membuka gerbang. Setelah berjuang sedikit, gerbang terbuka, dan mereka melangkah masuk ke area taman yang luas.

Taman di sekitar mansion tampak seperti sebuah labirin dengan jalur-jalur yang tertutup oleh semak-semak dan tanaman liar. Mereka mengikuti jalur menuju pintu utama mansion, yang tampak sangat megah meskipun agak usang.

"Pintu ini mungkin terkunci," kata Arini, memeriksa pintu utama yang tertutup. "Kita harus mencari cara untuk membukanya."

Dimas memeriksa sekitar pintu dan menemukan sebuah panel kecil di samping pintu yang tertutup dengan ukiran yang sama dengan lencana yang mereka temukan sebelumnya. Dengan hati-hati, Dimas menggunakan lencana untuk membuka panel tersebut. Panel itu terbuka, mengungkapkan sebuah sistem penguncian yang rumit.

"Sepertinya kita perlu memasukkan kode atau kunci tertentu untuk membuka pintu ini," kata Dimas, meneliti sistem penguncian dengan cermat.

Setelah beberapa usaha, Dimas berhasil menemukan cara untuk membuka pintu menggunakan lencana sebagai bagian dari sistem penguncian. Pintu utama akhirnya terbuka dengan perlahan, mengungkapkan foyer yang besar dan gelap di dalam mansion.

Mereka melangkah masuk dan menemukan diri mereka di foyer yang megah namun terlantar. Lantai marmer yang dulunya indah kini tertutup debu, dan langit-langit yang tinggi menambah kesan megah namun suram. Di samping foyer, mereka melihat sebuah tangga besar yang mengarah ke lantai atas.

"Pertama-tama, mari kita periksa lantai bawah," kata Arini. "Kita mungkin menemukan petunjuk lebih lanjut di sini."

Mereka memeriksa setiap ruangan di lantai bawah, termasuk ruang tamu, ruang makan, dan perpustakaan. Di perpustakaan, mereka menemukan rak-rak buku yang penuh dengan buku-buku tua dan dokumen-dokumen yang tampaknya belum pernah disentuh selama bertahun-tahun.

Arini menemukan sebuah buku yang tampaknya sangat penting. Buku itu memiliki sampul kulit yang diukir dengan simbol yang sama dengan simbol di peta kuno dan lencana yang mereka temukan. Dimas membuka buku tersebut dan menemukan halaman-halaman yang penuh dengan catatan sejarah dan gambar-gambar tentang keluarga lama yang pernah tinggal di mansion ini.

"Ini tampaknya berisi informasi tentang sejarah keluarga dan rahasia mereka," kata Dimas. "Kita harus memeriksa halaman-halaman ini lebih dalam."

Di antara halaman-halaman buku, mereka menemukan sebuah gambar dari sebuah ruangan rahasia di bawah tanah mansion. Gambar tersebut menunjukkan sebuah mekanisme tersembunyi yang bisa membuka akses ke ruang bawah tanah yang belum pernah mereka temui.

"Ini mungkin petunjuk terakhir yang kita butuhkan," kata Arini. "Kita harus mencari mekanisme ini di bawah mansion."

Mereka melanjutkan pencarian mereka dan menemukan sebuah pintu tersembunyi di balik rak buku yang bisa dioperasikan dengan mekanisme yang ada di gambar. Dengan hati-hati, mereka membuka pintu itu dan menemukan sebuah tangga sempit yang mengarah ke bawah tanah.

Mereka turun ke ruang bawah tanah dan menemukan sebuah ruangan yang dipenuhi dengan berbagai artefak dan barang-barang berharga. Di tengah ruangan, ada sebuah meja dengan sebuah kotak besar yang tampaknya sangat berharga.

Dimas membuka kotak itu dengan hati-hati dan menemukan sebuah dokumen penting di dalamnya. Dokumen tersebut berisi informasi tentang rahasia besar yang terkait dengan sejarah keluarga lama, serta lokasi terakhir dari harta karun yang telah lama hilang.

"Ini adalah penemuan yang sangat penting," kata Arini, membaca dokumen dengan seksama. "Dokumen ini tampaknya berisi informasi tentang tempat di mana harta karun terakhir disembunyikan."

Dengan petunjuk baru ini, Arini dan Dimas merasa semakin dekat untuk mengungkap rahasia besar yang telah lama terpendam. Mereka mempersiapkan diri untuk langkah berikutnya dalam pencarian mereka, penuh dengan rasa antusias dan tekad untuk menemukan harta karun dan memahami sejarah yang menyertainya.

Dengan dokumen baru yang ditemukan di kotak besar, Arini dan Dimas merasa semakin dekat dengan penemuan yang mereka cari. Mereka kembali ke ruangan utama mansion, duduk di meja besar, dan mulai memeriksa dokumen dengan cermat.

"Dokumen ini tampaknya memberikan petunjuk spesifik tentang lokasi harta karun terakhir," kata Dimas, membuka halaman yang penuh dengan koordinat dan deskripsi lokasi. "Namun, tampaknya ada beberapa petunjuk yang perlu kita pecahkan terlebih dahulu."

Di dalam dokumen, ada beberapa diagram dan catatan yang menunjukkan peta dengan beberapa titik penting. Salah satu titik menunjukkan sebuah lokasi yang terletak jauh di luar kota, di sebuah pegunungan yang jarang dikunjungi.

"Ini adalah tempat yang belum pernah kita kunjungi," kata Arini, melihat peta dengan seksama. "Sepertinya kita harus pergi ke sana dan mencari tahu apa yang tersembunyi di sana."

Mereka memutuskan untuk mempersiapkan perjalanan ke lokasi tersebut. Mereka mengumpulkan semua peralatan yang mungkin mereka perlukan, termasuk peta, kompas, dan alat-alat lain untuk menjelajahi daerah pegunungan.

Keesokan harinya, Arini dan Dimas memulai perjalanan mereka menuju pegunungan. Perjalanan menuju lokasi itu melewati jalan yang menanjak dan sulit. Cuaca semakin dingin dan kabut mulai menyelimuti pegunungan, menambah tantangan dalam pencarian mereka.

Setelah beberapa jam perjalanan, mereka akhirnya tiba di lokasi yang ditunjukkan dalam dokumen. Di sana, mereka menemukan sebuah gua besar yang tampaknya cocok dengan deskripsi lokasi yang terdapat dalam dokumen.

"Gua ini mungkin merupakan tempat yang kita cari," kata Dimas, melihat gua dengan penuh perhatian. "Mari kita masuk dan lihat apakah ada sesuatu di dalamnya."

Dengan hati-hati, mereka memasuki gua, menggunakan senter untuk menerangi jalan. Gua itu gelap dan lembab, dengan dinding-dinding yang tertutup stalaktit dan stalagmit. Mereka mengikuti jalur di dalam gua, terus melangkah lebih dalam.

Di salah satu sudut gua, mereka menemukan sebuah ruangan tersembunyi yang tampaknya sangat kuno. Di tengah ruangan, terdapat sebuah altar batu besar dengan beberapa ukiran dan simbol yang mirip dengan simbol-simbol yang mereka temukan sebelumnya.

"Ini tampaknya menjadi tempat yang sangat penting," kata Arini, memeriksa altar dengan seksama. "Mari kita periksa apakah ada petunjuk atau mekanisme di sini."

Dimas memeriksa altar dan menemukan sebuah kotak kecil yang tersembunyi di dalamnya. Kotak itu memiliki ukiran yang mirip dengan lencana yang mereka temukan sebelumnya. Dengan hati-hati, mereka membuka kotak tersebut dan menemukan sebuah kunci kuno di dalamnya.

"Kunci ini mungkin membuka sesuatu yang sangat penting," kata Dimas. "Kita perlu mencari tahu apa yang bisa dibuka dengan kunci ini."

Arini memeriksa area sekitar altar dan menemukan sebuah pintu tersembunyi di dinding gua. Pintu itu memiliki lubang kunci yang sesuai dengan kunci yang mereka temukan. Dengan penuh harapan, mereka menggunakan kunci tersebut untuk membuka pintu.

Pintu terbuka dengan perlahan, mengungkapkan sebuah ruangan yang dipenuhi dengan berbagai harta karun kuno. Di dalam ruangan, mereka menemukan barang-barang yang sangat berharga, termasuk perhiasan, koin-koin emas, dan artefak kuno lainnya.

Namun, di sudut ruangan, ada sebuah peti besar yang tampaknya menjadi pusat perhatian. Arini dan Dimas membuka peti tersebut dan menemukan sebuah dokumen kuno yang berisi sejarah dan informasi tentang harta karun tersebut. Dokumen itu menjelaskan bahwa harta karun ini adalah warisan dari keluarga lama yang telah lama hilang, dan hanya orang-orang yang benar-benar memahami sejarah dan rahasia keluarga ini yang bisa menemukannya.

"Ini adalah penemuan yang luar biasa," kata Dimas, membaca dokumen dengan penuh kekaguman. "Kita telah menemukan harta karun yang telah lama hilang, dan juga memahami sejarah di baliknya."

Arini dan Dimas merasa puas dengan pencapaian mereka. Mereka telah berhasil mengungkap rahasia besar yang telah lama terpendam dan menemukan harta karun yang sangat berharga. Namun, mereka juga menyadari bahwa pencarian ini telah mengajarkan mereka banyak tentang sejarah, keberanian, dan kerja sama.

Dengan harta karun dan dokumen penting di tangan, mereka kembali ke kota, siap untuk melanjutkan kehidupan mereka dengan pengetahuan baru dan pengalaman yang tak ternilai. Mereka tahu bahwa petualangan mereka telah berakhir, namun kenangan dan pelajaran yang mereka peroleh akan selalu menjadi bagian penting dari hidup mereka.



Baca Juga