Chapter 1 | Bayang-bayang dibalik jendela
Malam itu, hujan turun dengan derasnya. Angin kencang meniupkan udara dingin yang menyusup ke sela-sela jendela rumah tua di ujung desa. Rumah itu sudah lama tak berpenghuni, namun malam itu, cahaya redup terlihat dari salah satu jendelanya.
Arman, seorang pemuda yang baru saja pindah ke desa tersebut, memandangi rumah tua itu dengan penuh rasa penasaran. Ia mendengar banyak cerita dari penduduk desa tentang rumah itu, cerita-cerita yang beraneka ragam. Beberapa mengatakan bahwa rumah itu berhantu, sementara yang lain beranggapan bahwa rumah tersebut menyimpan rahasia besar. Tapi bagi Arman, cerita-cerita itu justru membuatnya semakin tertarik.
Arman bekerja sebagai penulis lepas. Ia sengaja memilih desa yang terpencil untuk mencari inspirasi. Keheningan dan ketenangan desa ini diharapkan dapat membantunya menyelesaikan novel yang sedang ia garap. Namun, kehadiran rumah tua itu mengusik ketenangannya. Setiap malam, bayang-bayang aneh sering muncul di balik jendela rumah tersebut. Bayang-bayang yang seolah mengisyaratkan ada sesuatu atau seseorang di dalamnya.
Malam ini, rasa penasaran Arman tak bisa lagi dibendung. Ia mengambil senter dan jas hujannya, lalu bergegas keluar dari rumah kontrakannya. Langkahnya mantap menuju rumah tua di ujung desa. Sesampainya di depan rumah itu, ia merasakan bulu kuduknya meremang. Meski begitu, ia tetap melangkah masuk ke pekarangan rumah dengan hati-hati.
Pintu rumah tua itu tertutup rapat, namun jendelanya sedikit terbuka. Arman memutuskan untuk mendekati jendela tersebut. Dari celah jendela, ia bisa melihat sedikit ke dalam. Ruangan di dalam tampak gelap dan kosong. Hanya ada beberapa perabotan tua yang sudah usang. Namun, di sudut ruangan, Arman melihat sebuah bayangan bergerak.
Jantungnya berdegup kencang. Ia mencoba menenangkan dirinya, berusaha berpikir rasional. Mungkin saja itu hanya bayangan pohon yang tertiup angin, pikirnya. Tapi rasa penasaran yang begitu besar mendorongnya untuk mengetahui lebih jauh. Ia mengetuk jendela perlahan, berharap jika ada seseorang di dalam, orang tersebut akan menjawabnya.
Tidak ada jawaban. Hanya keheningan yang menyelimuti. Arman mengarahkan senter ke dalam ruangan, mencoba mencari tahu apa yang menyebabkan bayangan itu. Tiba-tiba, ia mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Arman segera membalikkan badan, namun tidak ada siapa-siapa di sana. Hanya bayang-bayang pohon dan suara hujan yang semakin deras.
Ketika Arman hendak berpaling kembali ke jendela, ia melihat sesuatu yang membuatnya terkejut. Di balik jendela, seorang wanita dengan wajah pucat berdiri menatapnya. Matanya kosong, namun sorotnya tajam menembus malam. Arman terdiam, tubuhnya membeku oleh ketakutan. Wanita itu mengangkat tangannya perlahan, menunjuk ke arah pintu depan rumah.
Arman tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Adrenalinnya memuncak, namun rasa penasaran mengalahkan rasa takutnya. Ia melangkah menuju pintu depan, berharap menemukan jawaban atas misteri bayang-bayang di balik jendela. Ia meraih gagang pintu dan, dengan satu tarikan napas dalam, ia membuka pintu itu perlahan.
Apa yang menantinya di balik pintu itu, Arman belum tahu. Namun, malam itu akan menjadi awal dari petualangan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Petualangan yang akan membawanya pada rahasia yang tersembunyi di balik bayang
-bayang rumah tua itu.
Gabung dalam percakapan